Denger Yang Bener...



Mendengar berbeda dengan mendengarkan. Pernah dengar kalimat ini? Saya sering mendengar kalimat ini, terutama dari salah satu dosen psikologi pendidikan waktu jaman kuliah. Mendengar itu mungkin seperti menerima informasi hanya sepintas lalu, tapi mendengarkan berarti menerima informasi, menyimpannya, dan merenungkannya hingga informasi tersebut secara otomatis tersimpan dalam memori kita.

Di jaman itu dosen saya menerangkan bahwa kata 'mendengar' dalam huruf mandarin tersusun dari beberapa kata, yaitu hati, telinga, dan pikiran (kalau tidak salah) dan penjelasan dosen saya ini terngiang-ngiang di kepala saya sampai sekarang.




Nah, maksud beliau adalah mendengar itu tidak cukup dengan telinga, tapi juga dengan hati dan pikiran. Kalau kita kita mendengar hanya dari kata-kata yang diucapkan orang lain, kita tidak akan menangkap isi hati orang tersebut, tapi kalau kita mendengar dengan menggunakan hati kita (empati), pikiran (analisa/pengamatan), dan telinga kita...Maka kita akan menangkap pesan yang sebenarnya. Pesan yang sebenarnya datang dari hati, bukan sekedar kata-kata.

Saya sudah sering mempraktekkan hal ini dan cara ini membantu saya memahami orang lain dan mengerti situasi mereka. Apa yang mereka rasakan, harapkan dan inginkan yang terkadang mungkin sulit mereka ucapkan dengan kata-kata atau bahkan mereka sendiri tidak tahu.

Tapi tahu tidak, orang-orang yang mengandalkan Tuhan sebenarnya sudah mengetahui cara ini. Tuhan menyebutnya dengan hikmat. Orang menganggap orang-orang yang mampu 'membaca' isi hati orang lain seperti oranng yang pintar dan bijak, padahal sebenarnya karena mereka mendengarkan dengan seksama. Mereka memperhatikan yang terdalam. Mereka melihat yang jauh di dalam lubuk hati, bukan yang ada di depan mata. Melihat dengan cara Tuhan melihat.

Amsal 2: 1-6 bilang

(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
(2) sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,
.....
(5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
(6) Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.


Saya pernah membaca salah satu buku John C. Maxwell dan di dalam bukunya dia berkata.. 

" Oranng yang banyak mendengar lebih kaya daripada orang yang banyak bicara."

Dan semua itu benar kawan...Akhir-akhir ini saya jarang mendengarkan cerita orang lain tentang kehidupan pribadi mereka dan saya pun jadi jarang belajar. Tapi sekali saya mendengarkan cerita orang lain, saya mendapat banyak pengertian dan cara pandang yang baru. Firman Tuhan tiba-tiba berlimpah ruah keluar untuk menguji perkara-perkara orang-orang yang ceritanya saya dengarkan. Dari situlah saya belajar tentang kebenaran Tuhan.

So, mari kita lebarkan kuping dan banyak-banyaklah mendengar. :)


0 Comments