Taat Aje Dulu


Pixabay

Why? Oh Why?? Sering bertanya seperti itu dengan semua masalah yang merajam hidup kita?? Kamu ga sendirian. Saya juga sering begitu. Kadang saya bertanya begitu atas masalah yang sebenarnya adalah buah dari kebodohan saya sendiri. Kadang juga bertanya atas masalah yang sebenarnya bukan hasil perbuatan saya. Bahasa kerennya kecipratan.


Saat ketemu masalah seperti A, B, C, D yang bikin kita gelisah, punggung kaku, kepala migren, dan dada sesak, ga jarang ya kita tergoda untuk berespon dengan semaunya kita. Iya ga? Kamu ga?? Berarti saya aja.

Iya, saya sering tergoda untuk berespon dengan cara saya sendiri saat masalah datang dalam hidup saya. Mungkin kalau cuma 1 masalah masih bisa berpikir dengan jernih, tapi kalau masalah datangnya seperti jatuh tertimpa tangga kena lumpur dan nyium kotoran kuda, rasanya buat berespon dengan benar dan sesuai Firman Tuhan tuh susahhh yaaaa (pake emosi).

Tapi bahan saat teduh saya kemarin menampar-nampar dan membangunkan saya. Sering kali kita tidak mengerti dengan apa yang kita alami dan apa maksud Tuhan dalam hidup kita karena kita terlalu sibuk berespon dengan cara kita sendiri, sedangkan ternyata segala kebenaran yang diwahyukan Allah dibuka bagi kita melalui kepatuhan. Sederhanya, kita bakal ngerti maksud Tuhan kalau kita patuh, kalau kita taat. Jadi, Tuhan maunya kita patuh duluan baru dijelasin. Bukan dijelasin dulu baru kita taat. Yang sederhanya, Tuhan pengen kita taat tanpa syarat. Tanpa Tapi.

Ibarat seorang tentara yang pergi berperang, saat komandannya berkata "Merunduk!" ya merunduk. Diteriakan "Tembak!" yaaa tembak. Ga mungkin si tentara berpaling pada komandan dulu lalu bertanya, " Kenapa?". Mati duluan iya.

Mungkin kita bosen "dibully" berkali-kali padahal tidak salah apa-apa, akhirnya kita taat dulu, mengampuni lagi. Mungkin kita bosen merasa diinjak-injak, akhirnya taat dulu lagi, punya hati hamba. Mungkin kita muak karena selalu dicurangi, akhirnya taat lagi, melepaskan.

Seperti lampu yang muncul di atas kepala, kebenaran ini membuat saya berhenti banyak bertanya. Iya, berhenti deh bertanya yang ga perlu yang jadi urusannya Tuhan. Tugas kita memang cuma taat dan hasil dari ketaatan itu yang membuat kita mengerti "Oh, ini toh maksudnya Tuhan!" ... Ting! Ada kebenaran yang memerdekakan. Kita ga cuma tahu Firman, tapi benar-benar mengalami bahwa Firman itu hidup.

Tapi ya itu susahnya kita manusia kan suka ga mau dan enggan melakukan hal-hal yang tidak kita mengerti dan di luar akal kita. Iya ga?? *Tari napas buang napas.... Dan di situ juga kuncinya iman. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Ya, situasi-situasi ini tidak kita mengerti, tapi saya mengerti 1 hal segala sesuatu mendatangkan kebaikan. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakan melainkan rancangan damai sejahtera yang penuh harapan. Itu aja yang saya pegang.

Taat aja dulu. Patuh aja dulu. Walau pun empet. Minta ampun sama Tuhan kalau udah empet, minta hati yang lemah lembut. Minta kerendahan hati, kelapangan dada, dan kasih yang ga terbatas seperti hatinya Tuhan... Iya kan?? Susah kalau mikirin hak mulu, tapi ga jadi berat saat kita mikirin mau nyenengin hati Tuhan. Mau selalu punya hubungan terus melekat buat Tuhan. Iya kan??

Taat aja dulu.

"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." Matius 11:25


Buku: Pengabdianku Untuk Kemuliaan-Nya
Pengarang: Oswald Chambers



3 Comments