Random June - 32 Weeks Gi

Huaaa, sudah berapa lama saya tidak menulis ya?? Sudah lama sekali ternyata. Eh, terakhir sih tanggal 2 Juni. Ya, belum lama-lama amatlah ya.

Bulan Juni ini bisa dibilang bulan PANAS. Bukan cuma karena sedang musim kemarau, tapi juga panas dan gerah dari efek kehamilan (elus-elus perut). Ditambah lagi adanya Pesta Demokrasi dan Piala Dunia. WOWWW. Kira-kira kalau dikalkulasi ke Celcius bisa berapa derajat ya?? Hahaaha...

By the way BUSWAY,


Gi sekarang sudah 32 minggu. Dia sudah makin besar dan makin aktif. Perut memang semakin terasa berat dan beberapa keluhan semakin terasa. Kayak tidur, sudah susah mau bolak balik kanan kiri. Pinggang luar biasa sakit kalau tiduran geser sedikit. Duduk berdiri juga sakit luar biasa karena panggul yang membesar.

Kalau Gi gerak dan aktif luar biasa, bisa kena tulang rusuk dan rasanya MANTAP. Berkali-kali tergoda mengeluh sakit, tapi membungkam mulut saja. Saya tahu ini proses yang harus saya lewati. Tidak mau menabur sesuatu yang tidak enak juga buat Gi. Kalau pun bilang ke Aki, sakit  ya sebatas pernyataan. Tidak mau sampai berpikir " Duh, kenapa kayak begini.. Kenapa kayak begitu." Lagian mengeluh itu menurunkan semangat dan tenaga, you know?? :D Jadi, tidak senyaman apa pun, kudu tetap bersukacita.

Terakhir kali periksa ke dokter, saya cek darah. Agak kuatir kalau ada apa-apa karena dengar-dengar tidak semua dokter rekomendasi buat cek darah. Ternyata cek darah mahal juga. Tapi, puji Tuhan semuanya baik. Tekanan darah baik, protein baik, tidak ada anemia dsb. Dokter bilang semuanya baik. Tidak ada rekomendasi untuk operasi sesar. Semoga Gi bisa lahir normal ya, Nak?! Aminn

Tinggal beberapa minggu lagi, Gi bisa bertatap muka dengan Papa Mama. Dag dig dug... T.T... Semoga lancar semua yaaa...


Gimana dengan Pesta Demokrasi??

Yang friend dengan FB saya pasti pada tahu saya ribut banget soal salah satu capres hahahha. Maaf ya kalau nyampah. Kalau soal seperti ini saya memang paling semangat. Apalagi kalau sudah ada yang memakai cara-cara tidak mendidik. Black campaign atau negative campaign... Saya gerah melihatnya. Apalagi kalau sudah mengatai-ngatai dengan cara alay, menggunakan kata-kata kasar dan merendahkan orang lain.
Saya bisa saja sih memilih diam dan jadi penonton, tapi dari kecil diajarkan kalau ada yang tidak benar harus diluruskan. Peduli sama sekitar. Lihat sampah geletak saja harus kita yang buang walau bukan sampah kita (Bapak saya selalu ingatkan ini). Kalau tahu yang benar jangan diam saja karena kalau diam sama saja dengan menyesatkan orang. Membiarkan orang tenggelam dalam asumsinya masing-masing. Masalah orang mau mengerti atau tidak setelah kita luruskan, sudah bukan urusan kita.
Kenapa bersikeras banget ya mau meluruskan si capres itu?? Kebeneran capres yang satu lagi nilai-nilainya sudah tidak cocok dengan nilai-nilai yang saya pegang. Soal komitmen dan cara bekerjasamanya, entah kenapa saya tidak bisa mempercayakan suara saya untuk tipe pemimpin seperti beliau. Nah, capres yang saya bela-bela ini, saya punya nilai-nilai yang sama. Saya sudah melihat dari debat dan saya rasa saya bisa mengikuti beliau. Soal kelemahan beliau dan timnya, saya tidak menutup mata. Saya juga mencari tahu kasus-kasus yang menjadi latar belakang beliau, sejauh ini saya tidak menemukan masalah yang berarti. Memang di media jadi luar biasa jadi masalah.
Yah, amannya saya cukup sharing kelebihan beliau. Tentu saja berita yang bisa dipercaya. Bukan yang hanya pendapat pengamat yang malah menjatuhkan capres lain.

Kalau soal program kerja, yes program capres yang sana bagus, terutama soal tol laut. Banyak yang bisa direalisasikan. Sayangnya, banyak program bagus ini yang akhirnya ketutup dengan sikap beliau yang menggampangkan. Saya juga belum bisa menangkap apa yang beliau lihat dari kacamata visinya.

Bagaimana dengan capres yang saya bela-bela?? Saya setuju dengan program beliau. Walau pun tidak seaplikatif capres yang lain, setidaknya 'mata' saya bisa melihat dengan jelas apa yang beliau maksud. Kota menopang daerah.

Jadi menurut saya, Capres no 1 itu orang visioner. Beliau melihat dalam kerangka besar dan kelemahannya sudah pasti detail. Sedangkan Capres no. 2 itu praktisi. Beliau melihat yang kecil-kecil dan di depan mata dulu. Sayangnya lemah dalam melihat yang besar. Dua orang ini benar-benar dibutuhkan dalam pemerintahan. Seorang visioner membutuhkan praktisi untuk mencapai tujuannya, sedangkan seorang praktisi membutuhkan seorang visioner supaya bisa melangkah lebih jauh dan lebih berani.

Jadi, buat teman-teman yang sedang galau soal siapa capres pilihan. Banyak-banyak gali informasi saja. Yang saya pikir benar belum tentu benar buat teman-teman. Sesuai hati nurani saja. Yang penting kita tetap memilih dengan fair. Ini bukan adu ayam atau pertandingan tinju. Tidak perlu merasa kalah atau menang kalau capresnya tidak terpilih atau terpilih. Siapa pun capresnya, kita semua sudah menang karena sudah bisa menjadi negara yang benar-benar berdemokrasi.

Lalu Piala Dunia??

Jerman masih baru bertanding malam ini melawan Portugal. Semoga bisa menang!! Walaupun saya bukan pendukung yang baik karena tidak hapal nama pemainnya. Hahhaha... Tidak seperti Echa yang hapalll bangett... Tapi saya salah satu pengagum tim Jerman. Tim yang solid, fairplay, dan lumayan konsisten selama beberapa Piala Dunia. Selalu masuk tiga besar booo...


Terus, beberapa minggu ini Tuhan lagi ajarin apa saja??

Apa yaaa.. Kalau belajar, harus setiap hari belajar sih. Yang pasti sedang banyak belajar bersukacita dalam keadaan apa pun. Belajar percaya sama pemeliharaan Tuhan. Beberapa kali memang kami kuatir tentang beberapa hal, tapi kami masih bisa ketawa ketiwi. Walaupun hati ini kuatir luar biasa. Tapi ya itu.. Apalah artinya hidup dikuasi kekuatiran?? Nambah penyakit iya. Toh rasa takut tidak menambahkan uang di tabungan atau menyembuhkan penyakit yang kita derita atau menyelesaikan masalah yang tiba-tiba datang. Jadi, bersukacita saja dan imani pemeliharaan Tuhan. Tuhan itu baik dan kami percaya itu. Aminnn...






0 Comments