Untuk Adik-Adikku: Jadilah Pengaruh Sebelum Kamu Memimpin



Goumbik - Pixabay


Hi, Dik!!
Sudah masuk 2014. Bagaimana refleksi pribadimu dan resolusi untuk tahun ini?? Apakah kamu membuat resolusi yang baru?? Jika ada, bagikan pada kakak ya. Siapa tahu kakak akan terinspirasi dari resolusimu. 

Kakak sendiri tidak membuat resolusi secara tertulis. Ya, mungkin kakak sudah harus mulai menuliskannya supaya tidak lupa. Resolusi kakak tidak akan banyak. Hanya berusaha menjadi istri yang lebih baik. Tentu saja kakak akan menuliskannya secara detail. Tapi, mungkin itu nanti saja (semoga aku tidak akan menundanya terlalu lama).


Dik, tahun ini tentunya kau sudah tahu kalau akan ada Pemilu. Kau sudah pernah mengikutinya belum ya??
Kalau kau menonton televisi dan melihat berita seputar Pemilu ini, kau pasti akan menemukan beberapa wawancara para calon-calon wakil kita nantinya. Wawancara yang dilakukan untuk menggali seberapa siap para calon pemimpin kita ini memimpin masyarakat kita yang berbeda-beda ini.

Ah, jangan pusing dulu! Kakak tahu kamu tidak suka membicarakan politik. Bukan politik yang akan kakak bicarakan, tapi ada hal lain.

Jadi, beberapa hari lalu dan beberapa minggu lalu atau bahkan beberapa bulan lalu, kakak menemukan beberapa kecenderungan para calon pemimpin kita ini. Mereka mengumpulkan suara dengan popularitas dan penciteraan. Bagi mereka kemenangan itu lebih penting daripada perubahan yang akan mereka bawa saat mereka memimpin.

Kau tahu, Dik?? Hati kakak terkadang sesak napas melihat para pemimpin kita yang seperti itu. Kakak tidak mau mempercayakan kehidupan kakak pada orang yang membangun penciteraan dan mendapatkan kemenangan untuk ambisi pribadi mereka sendiri (atau golongannya).

Contohnya seperti beberapa wawancara yang kakak tonton, saat mereka ditanyakan beberapa hal dan mengapa mereka mencalonkan diri di daerah yang mereka pilih... Kau tahu mereka menjawab apa?? Mereka menjawab masalah prestasi dan popularitas mereka. Apa yang mereka sudah lakukan dan lain-lain.
Kakak tidak mendengar satu pun kalimat yang mengatakan, “ Daerah ini seperti ini dan membutuhkan perbaikan ini. Saya sudah memikirkan langkah apa yang akan saya lakukan untuk bisa memperbaiki masalah tersebut. Saya ingin daerah ini mengalami kemajuan karena itu saya memilih daerah ini.”

Tidak, Dik!! Tidak ada satu pun para calon pemimpin kita yang mengatakan hal ini!

Sementara itu di sekeliling kita banyak orang berkata A dan B tentang pemimpin kita. Mengkritik, menjatuhkan, berkeluh kesah dan menghujat pemimpin kita yang di atas sana. Apa pun yang mereka kerjakan adalah sebuah kesalahan, pencitraan dan sebagainya.

Dik, kapan ya bangsa ini bisa berubah??

Kakak ingat dulu waktu masih di mahasiswa dan kakak bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa. Waktu itu semua anggota BEM mengeluh tentang kepemimpinan yang tidak berjalan, amburadul dan sebagainya. Kakak setuju dengan yang mereka katakan, tapi saat dosen pemimbimbing kami bertanya siapa yang mau menjadi panitia untuk pemilihan anggota BEM baru agar ada perubahan, semua orang bungkam. Tidak ada satu pun yang mengajukan diri. Mereka saling pandang atau menunduk.

Akhirnya panitia terpilih, tapi kamu tahu, Dik entah kenapa hati kakak sakit sekali waktu itu. Saat dosen pembimbing menanyakan perasaan kakak, kakak cuma bisa menangis. Kakak bertanya-tanya, kenapa orang yang mengeluh tentang sesuatu tidak mau keluar dari keadaannya dan melakukan perubahan??  Karena hanya dengan bicara di belakang tidak akan membawa perubahan apa pun.

Entahlah, Dik. Entah kenapa saat itu kakak hancur hati. Entah kenapa kakak menangis melihat keadaan itu. Sampai sekarang pun kakak masih menemukan orang-orang yang sama. Yang mengeluhkan ini dan itu, tetapi tidak mau merubah keadaan. Bahkan sering kali aku termasuk di dalamnya. T.T

Sebenarnya itu hak mereka.. Itu pilihan mereka... Tapi, seandainya mereka mau sedikit bertindak.. Mereka pasti bisa membawa sedikit perubahan yang menurut iman kakak, bisa membawa perubahan yang lebih besar lagi.

Dik, seandainya engkau jadi pemimpin... Kakak memohon padamu, memimpinlah dari hati. Memimpinlah untuk menjawab kebutuhan orang lain bukan untuk menyenangkan dirimu sendiri, golonganmu, atau siapa pun. Memimpinlah untuk menjawab kebutuhan.

Memimpin itu pelayanan, Dik.. Bukan ajang pamer kekuasaan dan kebesaran. Jika kau mau bawahanmu melakukan A, maka kau harus melakukannya terlebih dulu. Bahkan kalau perlu, korbankan dirimu untuk mereka (yah, itu terlalu esktrim tentunya J)

Dik, kau tahu?? Setiap anak Tuhan dimana saja pasti menjadi seorang pemimpin. Aku bukan bicara tentang jabatan, tapi aku bicara tentang pengaruh. Jangan pernah menunggu berada di atas untuk bisa memberi pengaruh pada orang lain. Saat kamu menjadi pengikut dan anak buah, jadilah pengikut yang baik dan berintegritas.. Saat itu kamu sudah menjadi seorang pemimpin di dalam dirimu. Tanpa sadar orang lain akan mengikutimu.

Public Domain Picture - pixabay


Tidak, Dik.. Ini bukan masalah mencari popularitas. Ini bagaimana kita bisa hidup di dalam masyarakat sebagai anak Tuhan. Jika kamu ingin menjadi saksi Tuhan, maka harus ada banyak orang yang mendengarkanmu dan mengikutimu. Tapi bagaimana mereka bisa mereka mendengarkan dan mengikutimu kalau mereka tidak percaya padamu. Lalu bagaimana mereka bisa percaya padamu jika tindakanmu berbeda dari ucapanmu??

Integritas. Miliki itu di dalam dirimu, Dik. Tidak disaat kamu memimpin. Miliki itu mulai dari hari ini dan seterusnya.

Bagaimana memulai memiliki integritas?? Jika kamu pikir tidak dapat mempertanggung jawabkan perkataanmu, lebih baik berdiam diri dan mendengarkan. Tapi, jika kamu memang harus mengatakan sesuatu untuk menyatakan kebenaran, katakanlah. Katakan Ya jika Ya dan katakan Tidak jika Tidak.

Surat kali ini begitu keras ya, Dik?? Maaf kalau kakak begitu menggebu-gebu. Kakak hanya berharap kamu bisa menjadi pribadi yang masksimal. Bukan hanya kharismamu, tetapi yang terpenting karaktermu. 

Baca Surat Untuk Adik


Ah, kakak sendiri tidak benar-benar yakin apakah kamu mengerti apa yang kakak bicarakan. Mungkin ini hanya curahan isi hati kakak semata. Satu hal yang kakak percaya kamu akan melewati banyak hal dan akan lebih banyak belajar. Karena itu, sebelum kamu melewati itu semua, kakak ingin kamu mengingat semua kata-kata kakak ini. Entahkah kata-kata kakak ini baik atau tidak, biar Tuhan dan Roh Kudus menyaringnya untukmu. Amin.

(Daripada kakak tidak mengatakan apa pun padamu... J)
Terus semangat ya, Dik. Kakak selalu berdoa untukmu. Tuhan Yesus memberkati.

Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 1 Timotius 4: 12



Salam sayang,


Kakakmu yang Sedang menggebu-gebu

3 Comments

  1. Januarti NainggolanSab Jan 18, 09:17:00 AM

    Hai ka Lasma, salam kenal.. Sy sudah lama ikutin blog kk, dan berteman di FB. Tapi baru kali ini, sy berani komen :) Salam kenal ka, kita sama2 berdarah Batak :) Sy setuju dengan postingan kk ini, dan termotivasi. Benar sekali ka, kebanyakan org skrg taunya hanya mengkritik, mengeluhkan keadaan pemerintahan yang ada, pdhl blm mmberikan suatu kontribusi apa pun. Sy juga lagi belajar dlm hal ini.. Lebih baik diam, daripada mengeluarkan ssuatu yang tdk membangun. Trimaksih buat postingan yg membangun ini ka.. GBU

    BalasHapus
  2. Terima kasih juga sudah mau membaca Jan. Senang sekali bisa memberkati walau cuma lewat tyulisan. Ya, kita sama2 belajar untuk berdoa dan melepaskan berkat buat pemimpin2 kita. Belajar punya karakter Kristus.... :-) Mungkin akan seting khilaf tapi setidaknya tulisan ini bisa mengingatkan kk juga nantinya. Ahahahah.... Firman kan pedang bermata dua :p

    BalasHapus
  3. Januarti NainggolanSab Jan 18, 09:51:00 AM

    iya ka.. berdoa utk bangsa dan pemimpin kita adalah suatu sumbangsih yg bisa dilakukan. Terus menulis dan menjadi berkat ya ka.. Semangat! btw, panggil Artie saja ka.. hehehehe Horas! :)

    BalasHapus