Mimpi Yang Sederhana





Malam kemarin, saya baru menyelesaikan E-Book Perahu Kertas karangan D. Pengakuan dosa, e-book itu dapet dari Scrib dan download gratis. Ok, tapi saya berjanji pada diri sendiri untuk benar-benar membeli bukunya (please remind me about this). Hohoho…walaupun tidak tertarik untuk mengkoleksi, tapi mungkin bisa dihadiahkan. Ah, tapi ga ada salahnya di koleksi. Siapa tahu jadi referensi dan investasi. Hohoho…

Jadi, saya membacanya sehari setengah. Ceritanyaaa…. Bagus. Berhubung ga terlalu suka cerita romans. Tapi banyak dari cerita yang dituturkan D begitu menampar saya bolak-balik, nohok, dan jadi ada sedikit penyesalan.

Soal apa?? Tentu saja sesuai dengan novel itu, ya soal mimpi. Mimpi si tokoh Kugy mirip-mirip sama sayalah ya. Cara berpikir Kugy juga, entah kenapa mirip dengan saya juga. Apalagi waktu dia bilang, “ Jadi penulis dongeng nanti aja kalau sudah tua.”… Itulah realita…

Waktu baca bagian itu, entah kenapa berasa ada mendung di kepala saya. Dalam hati Cuma bisa bilang, “ Tuhan, itu saya.”

Hari Sabtu yang lalu, waktu saya mampir ke Gramedia bareng Aki, saya membaca buku biografi J.K. Rowling… Gimana dia dipecat sama bosnya karena selalu asik dengan kesibukan menulis novelnya. Diluar cerita Harry Potter itu sesat atau apalah, saya melihat semangat J.K. Rowling buat benar-benar mengenalkan tokoh ciptaannya pada semua orang. Memperkenalkan isi kepala dan cara berpikirnya pada dunia.

Saya jadi bertanya-tanya, “ God, is that real? Semangat yang seperti itu benar-benar ada? Kenapa Lasma ga punya semangat seperti itu?” Iya, semangat saya kadang hanya seumur jagung. Moody-an. Bisa dibilang saya hidup dalam realita, bukan idealisme.

Dulu saya punya banyak mimpi, entah kenapa, sekarang-sekarang ini saya hidup di hari ini saja. Hanya untuk hari ini. Saya ingin menyalahkan pekerjaan, saya ingin menyalahkan orang tua yang tidak mendukung mimpi-mimpi saya, saya ingin menyalahkan banyak hal…Tapi toh, tidak bisa. Saat saya menyalahkan sesuatu, saya sedang memenjara diri saya. Membatasi diri saya dengan jeruji yang namanya, situasi, lingkungan, keadaan, faktor luar dan sebagainya.

Jiwa saya jadi seperti jiwa yang melempem. Bukan jiwa seorang pejuang.

Dua minggu lalu, seorang pembicara tamu berkata… “ Sebesar apa mimpimu, sebesar itu juga seharusnya perjuanganmu.”

Saya jadi nanya lagi sama Tuhan, “ Tuhan, mimpi Lasma apa? Kemana mimpi-mimpi saya yang dulu?” Dulu uang bukan apa-apa buat saya. Sekarang kok, apa-apa saya mikirin uang ya? Keamanan finansial jadi tolak ukur saya. Apakah kalau sudah dewasa memang harus berpikir seperti ini? Atau memang saya sudah terjebak dalam cara berpikir dunia?

Tapi sebenarnya ada jawaban yang tidak berubah dari jaman saya SMP sampai sekarang dan masih saya bicarakan. Ingin jadi penulis… Dulu saya ingin buku karangan saya diterbitkan. Sekarang hanya ingin tidak berhenti menulis sampai saya tua. Saya tidak tahu apakah saya menurunkan standar mimpi saya atau memang lebih baik begitu adanya.

Sampai sekarang yang jadi pertanyaan, apa hidup sederhana dan tidak terlalu banyak ingin mencapai ini itu sebuah kesalahan?? Saya tidak menggebu-gebu ingin bisa wisata ke sana atau ke mari, tidak menggebu-gebu ingin punya mobil, punya rumah, penghasilan dengan angka puluhan juta… Entah kenapa beberapa tahun ini keinginan saya Cuma mengurus keluarga dengan baik, menjaga hubungan keluarga saya menjadi lebih harmonis, pelayanan tanpa perlu menonjol, dan tentunya terus menulis, walaupun tidak banyak yang membaca atau mungkin tidak menerbitkan buku apa pun.

Mungkin seperti katak dalam tempurung… Tapi rasanya lebih tenang seperti itu. Hanya mengabdikan diri untuk orang-orang yang saya sayangi (weew…). Apakah keinginan itu terlalu egois ya??

Sampai sekarang saya masih bertanya, apakah keinginan saya itu salah Tuhan?? Saya tidak ingin jadi orang besar… Saya hanya ingin jadi orang kecil dengan hati yang besarrrrrr untuk bisa memberi kasih yang sudah Tuhan beri. Melindungi orang-orang yang saya kasihi, memberi mereka yang terbaik yang bisa saya berikan. Apakah itu keinginan yang egois? Atau saya sedang cari aman??

Masih jadi wacana dan pertanyaan buat saya sendiri… :D



0 Comments