Gagal Sidang Skripc...Awesome...


Menulis blog ini dengan mata sutur karena nangis berjam-jam...Hari ini, tanggal 5 Agustus 2010, pukul 10.00 WIB. Aku mengikuti sidang skripsiku yang sudah lama aku nanti-nantikan. Dengan harap-harap cemas aku menunggu sidang dan menyiapkan segalanya.

Tidak segrogi yang aku bayangkan, begitu dosen masuk, aku mulai melakukan semuanya mengalir begitu saja. Walaupun aku sendiri masih bisa merasakan kalau ada ketegangan dari kecepatan suaraku.

Persentasi kulewati dan dosen mulai bertanya tentang Bab 1ku. Banyak kesalahan...Bab 1 yang kupikir sudah sempurna, ternyata banyak kesalahan di dalamnya. Baiklah aku bisa menerimanya. Masih tersenyum sambil mengangguk-ngangguk, mengiyakan kesalahanku.



Masuk ke Bab 2...Lagi-lagi banyak kesalahan yang aku lakukan. Teori yang seharusnya tidak aku masukan, malah aku masukan. Pemilihan teori yang tidak beralasan. Pengetikan yang salah dan lagi-lagi ditemukan dosen pengujiku. Aku masih bisa mengangguk dan mengiyakan kesalahanku, tapi kali ini kurasakan punggungku panas...

Bab 3...Dosen pembimbingku mulai mempertanyakan metode yang aku gunakan. Kuesioner yang kugunakan dan sepertinya tidak ilmiah. Ternyata perhitungan statistikku tidak terlalu mendukung. Pengambilan subjekku benar-benar kacau.

Aku masih menjawab setiap pertanyaan yang mereka tanyakan dengan sabar. Aku masih bisa tersenyum dan berharap kalau kesalahan-kesalahan itu masih bisa ditoleransi. Sampai akhirnya dosen pembimbingku meminta aku keluar karena mereka ingin merebukkan keputusan penilaian untukku.

Di luar aku masih bisa tertawa, walau hatiku luar biasa takut dan berdebar. Rasanya begitu lama...Dan dosenku pun memanggil...Dengan susah payah akhirnya mereka memutuskan kalau aku tidak lulus.

Entah karena aku sudah tahu atau bisa menebaknya...Aku hanya diam...Diam mendengarkan alasan dosenku tidak meluluskan skripsiku. Alasan yang sudah aku dengar berulang-ulang karena kami sudah membahas kesalahan itu.

Dosenku bertanya apakah ada yang ingin ditanyakan dan aku bertanya apakah masih ada cara lain, selain tidak meluluskan skripsiku. Mengubah metode misalnya...Ternyata tetap sama saja. Kalaupun aku mengubah metode penelitianku, akan banyak waktu yang akan aku habiskan.

Dan aku pun tidak bisa menahan air mataku...Aku mulai meneteskan air mata. Dosenku tidak tahan melihat aku menangis, aku hanya bisa tertawa dan meminta dosenku untuk membiarkan aku menangis.

Aku tidak bisa mendengar terlalu jelas lagi apa yang mereka katakan. Hanya ada satu phrase di kepalaku "tidak lulus". Aku terpukul, aku menangis, tapi aku masih terus tertawa...menertawakan betapa cengengnya diriku.

Aku keluar ruangan dan melihat teman-temanku serta Aki ada di sana. Malu, marah, kecewa...semuanya bercampur aduk. Saat itu yang aku ingat cuma satu, mereka menerima aku apa adanya. Tidak peduli aku lulus atau tidak. Aku menghampiri sahabatku dan memberitahukan hasilnya. Aku menumpahkan tangisku, tangis yang akhirnya aku akhiri dengan tawa...Aku tidak bisa menangis lepas...

Aku tidak berani melihat wajah Aki yang mungkin sudah sangat lama menunggu kelulusanku juga..Aku baru bisa bicara padanya pada saat benar-benar merasa baik...

Mereka bertanya mengapa aku tidak lulus. Aku jelaskan...aku sendiri bingung dengan kata-kataku...sulit untuk mengingat apa yang dikatakan dosen di ruang sidang.

Dosen pembimbingku yang tidak bisa hadir mendampingi pun menelepon setelah menerima kabar dariku kalau aku tidak lulus. Aku menjelaskan garis beras dari hasil sidang. Terdengar jelas beliau tampak bingung. Aku hanya bisa tertawa lagi...Aku tidak bisa menuntut banyak dari dosen pembimbingku. Aku tahu beliau sedang sakit.

Aku teringat orangtuaku dan hatiku makin sesak. Mereka yang paling mengharapkan kelulusanku, tapi aku mengecewakan mereka. Terlalu lama aku mengerjakan skripsiku. Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Terlalu banyak biaya yang mereka keluarkan...

Adikku sudah lulus dengan nilai A, dia lulus lebih dulu dan itu semakin membuat aku malu dan kecewa pada diriku sendiri. Aku mulai membandingkan diriku sendiri...Aku bukan apa-apa..Walau aku tahu semua pikiran itu tidak benar...

Aku tidak mengerti dengan maksud Tuhan...Aku tidak mengerti...

Saat menulis blog ini, aku mendapat kabar dari Aki kalau anak les kami mulai semangat belajar. Ia mendapatkan nilai-nilai yang baik untuk latihan di sekolah. Aku bersyukur mendapatkan kabar tersebut.Tapi tiba-tiba terbersit dikepalaku...Tuhan, Engkau mengubah hidup orang lain yang ada disekelilingku...Aku melihat Engkau bekerja di hidup orang lain setiap kali aku mendengarkan masalah mereka...

Sekarang, maukah Engkau membiarkan aku melihat karyaMu di dalam hidupku sendiri? Dan Bapa berkata..Aku akan melihatnya..aku akan melihatnya...

Dia bertanya...Bersediakah aku mengalami kegagalan asalkan orang lain bisa belajar dari kegagalanku? Asalkan orang lain bisa memiliki hidup yang berbeda karena belajar dari kegagalanku?...

Aku hanya bisa menjawab..'iya, aku mau Tuhan.'...Karena aku memang aku hanyalah sebuah alat..Tuhanlah pemakainya...

Bapa sendiri mengingatkan aku akan satu hal...Lakukan segala sesuatunya untuk Tuhan...Bukan siapa pun...Bukan SIAPA PUN..selain TUHAN....

Sudah lama aku melupakannya...

Thx to My Lord Jesus...Who always gives me a light when I'm in the dark...

0 Comments