Gridiron Gang


Film ini saya dapet kemaren waktu lagi jalan-jalan di Gramedia. Ada diskon VCD sampe 75%, kemakan diskon jadi ngiler deh. Liat-liat filmnya...Baca sinopsisnya...Ga ada yang menarik. Liat-liat lagi, eh ada muka The Rock. Yang saya tahu film-film The Rock selalu bagus. Saya langsung baca sinopsisnya dan langsung TING! Ini film yang saya cari. Apalagi ceritanya terinspirasi dari kisah nyata.

Jadi, Gridiron Gang adalah kisah tentang anak-anak remaja yang masuk penjara anak-anak. Sean Porter, petugas penjara yang selalu menjaga anak-anak tersebut frustasi karena 75% anak-anak yang keluar dari penjara akan kembali ke penjara atau terbunuh di jalanan. Keadaan itu membuat Porter mencari cari cara untuk mengubahnya.

Akhirnya dengan melatih anak-anak remaja tersebut bermain futboll, Porter mengubah cara hidup anak-anak tersebut yang penuh dendam dan kekerasan. Mereka yang semula selalu mudah melayangkan tinju dan mengeluarkan kata-kata kasar untuk saling menyakiti, bisa bermain dalam satu tim yang solid dan saling membutuhkan.


Film ini oke banget dan patut ditonton. Konsep mengubah anak nakal dengan cara menghukum tidak akan cukup, yang perlu dilakukan adalah dengan mengubah hati dan pikiran mereka. Menyadarkan mereka bahwa mereka pantas memiliki hidup yang lebih baik. Bahwa mereka unik dan mereka bisa mengubah keadaan mereka yang sekarang.


Ada film sejenis yang bertemakan anak-anak jalanan dan gang. Mereka terjebak dalam lingkaran setan dendam dan saling membunuh. Tidak pernah merasa aman pada saat pergi keluar. Mereka bisa mati kapan saja.

Apa yang lingkungannya lakukan, itulah yang mereka lakukan. Seolah-olah hidup tidak ada pilihan. Memiliki senjata api merupakan suatu keharusan agar merasa aman. Membalas kematian teman adalah kewajiban.

Freedom Writter. Seorang guru yang mengubah hidup anak-anak muridnya. Ia mengubah cara pandang, pikiran dan hati murid-muridnya dengan mengorbankan kehidupan pribadinya. Dan dia berhasil..

Dua film ini mengubah cara pandang kita tentang anak-anak yang 'terjebak' dalam dunia kekerasan. Mereka tidak berbeda dengan anak-anak normal, punya hati dan pikiran. Hanya saja hati dan pikiran tersebut tidak diisi dengan sesuatu yang baik, terlalu banyak luka dan cara berpikir yang salah. Mereka pikir mereka harus berpikir sama seperti teman-teman segangnya. Mereka pikir membalas kematian teman merupakan tanggung jawab mereka dan mereka akan merasa menjadi pecundang saat mereka tidak dapat memenuhi tanggung jawab tersebut. Racun tersebut sudah ada dalam pikiran mereka sejak kecil...Dan mereka perlu dibebaskan...

Porter telah melakukannya dan guru dalam Freedom Writter pun telah melakukannya. Mereka membagikan hati mereka, bukan sekedar pengajaran, perintah dan hukuman..

Salute buat orang-orang yang mau memberikan hidupnya untuk orang lain. Bukan untuk keuntungannya sendiri, tapi untuk kehidupan orang lain agar menjadi lebih baik.

Hidup untuk hidup orang lain.


0 Comments