Cerita Dibalik Mata Bengkak

Hari ini pagi-pagi udah dapet mata bengkak. Semalam keperas ga karuan. Karena 1 masalah, saya mengecewakan seseorang dan akhirnya amarah orang itu membuat saya sedih sampe mewek bombay dan meras-meras mata. Entah karena saya yang terlalu cengeng atau apa...




Akh, sebodo amatlah ya. Blog ini saya tulis buat anak saya atau cucu saya yang mungkin akan mewariskan bakat saya untuk menangis seharian tanpa henti atau mungkin buat orang yang membaca blog ini, yang tidak pernah bisa mengerti kenapa bisa menjadi orang cengeng. 

Cengeng bukan dosa, jadi dosa kalau banyak mikir yang sia-sia (misalnya mikir bunuh diri dan berpikir jahat tentang orang lain-- sedih aja harus mikir). Menangis tidak menandakan kamu lemah, kamu hanya tidak sanggup menanggung sakitnya dalam hal ini seperti sedang dihukum. 

Sebenarnya masalahnya tidak besar, tapi saya sendiri kaget kalau bisa membuat saya bisa nangis seperti ini. Sejak awal saya tahu mengecewakan orang itu dan saya memikirkannya sepanjang sore kemaren. Hal itu sudah menyiksa saya. Saat saya membicarakannya dengan dia, dia memang marah. Saya mengerti dengan amarahnya, tapi saya terluka dengan kata-katanya. Seperti disalah pahami dan disalah mengerti. Saya sering mendapat perlakuan seperti ini, maksud saya bukan orang itu, tapi oleh banyak orang. Terutama orang tua. 

Jika saya salah, saya mau menerima amarah apa saja, tapi ternyata saya tidak sanggup menerima amarah yang melabel dan salah paham terhadap saya. Pengharapan saya pada orang-orang yang saya sayangi adalah mereka bisa mengerti saya. Tapi ternyata tidak. Ada satu saat mereka tidak mengerti dan menganggap kita ga masuk akal.

Lebih beratnya lagi saya bingung menjelaskan isi hati saya. Waktu saya jelaskan, dia menjawab dan saya menangkap dia tidak mengerti. Lalu saya ambil kesimpulan dia tidak mau membicarakannya lagi. 

Saya bingung apa yang harus lakukan dengan hati saya ini. Saya jadi terlalu takut bertemu dengan orang itu. Saya takut terluka lagi. Saya takut membuat kesalahan, menyakiti dia, dan akhirnya saya juga terluka.

Tapi... Anak saya di masa depan atau cucu saya di masa yang akan datang atau teman yang sedang baca blog ini...Siapa pun yang melukai kalian, jangan membenci mereka, jangan marah pada mereka. Mereka hanya marah. Jauh di lubuk hati saya, saya tahu orang-orang yang tidak sengaja melukai saya masih menyayangi saya. Begitu juga saya sendiri masih menyayangi orang ini. Saya tidak ingin amarah menutupi rasa sayang ini. Hanya saja.... Rasa takut itu masih sedikit menguasai.

Kalau perasaan itu menguasai kamu juga, satu-satunya jalan adalah meminta kekuatan dan keberanian pada Tuhan untuk menghadapi orang itu. Mengambil keputusan untuk mengampuni mereka. 

Mengampuni mereka pun tidak membuat kita lebih benar, itu hanyalah salah satu hal yang harus kita lakukan untuk tetap bisa berasama orang-orang yang kita sayang. Cara terbaik untuk bisa lebih dekat dengan mereka.

Dengan mata bengkak seperti ini akhirnya ga kerja. Bahkan kadang-kadang masih nangis. Saya sendiri kaget kalau saya selemah ini...Ah, mungkin kemarin karena saya terlalu lelah juga...

0 Comments