Tetapi Bukan Lagi Aku Sendiri Yang Hidup


Galatia 2:20

" namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupkuyang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Ini adalah ayat hapalan saat saya masih menjadi anak SPK (Saya Pengikut Kristus). Satu ayat yang berhasl saya hapalkan dan maju kedepan untuk membacakannya di depan teman-teman (ada gunanya juga menghapalkan ayat kaaan...hahahha).

Waktu saya menghapalkannya saya mencoba mengerti apa makna dari ayat itu. Ya..Ayat itu akhirnya menjadi pegangan bagi saya sampai saat ini. Saat saya berbicara, saat saya melakukan sesuatu, saat saya memutuskan sesuatu...ayat ini terus muncul dalam hidup saya.

Saya mengerti arti sebuah keKristenan saat saya mulai menghapalkan ayat ini.




namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,

Saya sudah mati..Tidak ada lagi Lasma yang dulu..Lasma yang mengikuti keinginan sendiri...Lasma yang lama sudah mati. Hidup ini kosong...dan harus di isi dengan sesuatu yang baru.

melainkan Kristus yang hidup di dalam aku

Saya mengisi hidup ini dengan Yesus. Dengan pikiranNya..dengan perasaanNya..dengan kerinduan-kerinduanNya..Dengan kasihNya...



Saat saya disakiti, saya tidak berhak lagi untuk membalas...Saya harus mengampunii...Saat saya tidak dimengerti, saya tidak bisa lagi menuntut untuk dimengerti...Apa yang dilakukan Yesus..Itu yang harus saya lakukan...

Mengampuni, mengasihi, menerima orang lain, berbagi hidup dengan orang lain, bayar harga, memiliki tujuan, bersekutu dengan Bapa, menjadi teladan, mendengarkan dan melihat kebutuhan orang lain, memaksimalkan orang lain, melihat permata dalam hidup orang lain, berjalan dan membantu orang lain menemukan panggilan mereka di dalam Tuhan...

Ya...hidup ini bukan milik saya lagi...Saya harus melakukan apa yang Yesus telah lakukan sampai hari ini..Saya tidak bisa melakukannya pada semua orang, tetapi saya bisa melakukannya pada orang-orang terdekat saya...



Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Ya, semua yang saya lakukan harus didasarkan oleh iman..bukan ketakutan..bukan kekhawatiran..bukan keyakinan pada diri sendiri atau orang lain..Tapi keyakinan pada Tuhan yang menjadikan segalanya mungkin.

Saat saya memiliki keyakinan itu, sama seperti Yesus yang rela menyerahkan nyawanya, maka saya pun akan menyerahkan segalanya. Karena saat Ia memberikan keyakinan di dalam hati saya, Ia seperti menancapkan tombak kemenangan yang tidak akan goyah sampai peperangan selesai dan dimenangkan.

Saat saya hidup dengan cara saya sendiri, dengan hikmat saya sendiri, dengan kemampuan saya sendiri..saya sedang mematikan diri saya sendiri...Tetapi saat saya berjalan bersama Dia..mengalungkan setiap lembaran mimpi saya ke leherNya saya tahu saya hidup...Saya aman dan yang terbaik yang akan terjadi pada saya.

0 Comments