Aku yang dulu akan selalu menyalahkan keadaan. Tapi lewat badai-badai yang sebelumnya, perjalananku bersama Tuhan membuatku tetap bertahan walau logikaku melihat bahwa masalahku seperti tidak ada jalan keluar.
Tuhan membawaku dalam perjalanan yang rumit. Tuhan ijinkan luka-luka yang membuat "trauma" untuk menunjukkan, "ini ga baik" dan menjadi lebih empati pada orang2 yang punya masalah yang sama.
Aku bukan orang rajin ke gereja atau menyembah Tuhan di waktu khusus. Tapi setiap hari aku bisa merasakan tuntunan-Nya, kekuatan-Nya di saat-saat aku ngerasa ga berdaya, clueless, ingin milih jalan pintas.
Aku memegang Tuhan erat-erat, tapi ternyata Dia memegangku lebih erat. Saat tanganku hampir lepas, Dia manahanku agar tidak jatuh tergeletak. Berkali-kali Dia bilang, "percaya sama Tuhan, Lasma. Percaya sama Tuhan."
Aku bergumul setiap hari untuk mengatakan pada dagingku supaya percaya Tuhan. Jangan menyerah. Lakukan apa saja yang Tuhan sediakan jalan. Sekalipun itu langkah-langkah kecil yang seperti tidak memberi dampak apa pun.
Percaya, Lasma. Percaya...
Sambil terus belajar berjalan dengan pikiran dan perasaan yang selaras dengan yang Tuhan mau.. Ternyata langkah-langkah kecil yang terlihat ga berarti itu, membawa perubahan.
Cahaya terang menuju jalan keluar perlahan terlihat. Dan disaat yang sama aku melihat diriku berubah, bertumbuh, dan memahami isi hati Tuhan lebih lagi.
Berkali-kali aku bilang sama Tuhan..
"Aku takut dengan prosesMu." Karna memang sakit, sakittt banget proses yang Tuhan ijinkan. Untuk bisa tahu maunya Tuhan.
Tapi disaat yang sama aku juga bilang
"Tuhan aku tetap mau diproses tapi tolonggg jangan tinggalin Lasma, berikan Lasma hikmat dan kekuatan untuk melewatinya"
Aku menyerahkan hal yang paling berharga dalam hidupku, kenyamanan.
Tuhan ganti dengan damai sejahtera yang melampaui segala akal. Yang ga bergantung pada situasi dan kondisi.
Sekali lagi Dia menunjuk kan Firman-Nya, Ya dan Amin.
0 Comments