[Parenting] Cara Tuhan dan Saya

Pixabay:mojpe



Hi Gorgeous!

Jumat Agung ini saya menulis kesaksian di FB tentang penyaliban Kristus. Seperti biasa, tulisan-tulisan seperti itu sebenarnya bentuk penyembahan saya. Lebih bisa mendekat dan jujur sama Tuhan lewat tulisan dan kadang menulis surat. Jadi, pas nulis kesaksian itu terbawalah dalam renungan lanjutan.


Dia tanya, "Lasma mau apa?"
Sebenarnya beberapa bulan belakangan ini Dia tanya pertanyaan itu berkali-kali dan saya bilang "Ga ada. Maunya 'pulang'." Memang ga benar-benar ada yang saya mau. Pengennya cepet pulang ke Rumah Bapa aja (saya ga dalam kondisi stress--sedikit lelah mungkin, dan saya tahu pulang ke Rumah Bapa pasti nyaman banget).

Hari ini saya akhirnya bilang, "Tuhan nanya itu mulu, kenapa ga Tuhan aja yanv kasih tahu Lasma, Tuhan mau apa dengan hidup Lasma??"

Pixabay: Sasint


Dan ga pake lama...
Dia ingetkan semua yang saya pikirkan dan keluhkan selama ini. Mimpi-mimpi saya, talenta-talenta saya, yang dulu saya pandang seperti barang-barang kesayangan bisa sangat berguna, sekarang seperti rongsokan. Useless....

Dia" perlihatkan" itu dan ingatkan soal kata "saya"...

"Lasma, sekarang semuanya bukan tentang kamu lagi... Tapi tentang kalian, keluargamu. Kamu bersama anak dan suamimu..."

Doeeenggg.... Entah kenapa Tuhan baru mukul kepala saya sekarang soal ini.

" Ga masalah kamu ga punya Me Time. Ga masalah kamu ga bisa kejar mimpimu. Ga masalah kamu ga bisa nerbitin buku, ga menghasilkan uang dari blogmu, atau yang lainnya... Kamu ga akan mati hanya karena ga mencapai itu semua. Tetap jadikan itu hobi tapi sekarang waktunya kamu fokus memfasilitasi anak dan suamimu naik ke atas.

Lasma, menjadi istri dan ibu adalah suatu kehormatan.. "

Saya bales jawab, " Gimana dengan orang yang ga menikah dan ga punya anak? Apakah mereka tidak terhormat?"

Dan lagi-lagi saya merasa diketok. Dia jawab," Mereka Tuhan beri kehormatan dengan cara lain."

" Anak dan suami adalah kepercayaan. Tuhan percayakan mereka sama kamu. Gi, Aki... Tuhan pengen kamu maksimal menolong mereka untuk punya hidup yang maksimal."

Pixabay: Blanca_Rovira


"Seperti si A?"

" Bukan seperti si A atau kayak teori parenting, ahli psikologi, atau apa pun. Mereka bisa jadi inspirasi tapi Tuhan mau kita pakai cara Tuhan dan kamu. Tuhan yang tahu watak kamu, suami, dan anakmu. Suami dan anakmu berbeda dari suami dan anak orang lain. Kamu berbeda dari istri dan ibu-ibu lain. Dengan cara Tuhan dan Lasma."

Waktu Tuhan bilang seperti itu saya jadi ingat bagaimana saat-saat frustasi saya menghadapi Gi atau Aki, Tuhan seperti menghentikan waktu beberapa detik dan mengingatkan saya siapa Gi, siapa Aki. Bagaimana seharusnya saya berespon dan menghadapi mereka dan cara yang Tuhan ingatkan berhasil. Benar, ilmu yang saya dapatkan tentang keluarga bisa jadi modal, tapi eksekusinya harus memandang keunikan anak dan suami saya. Setiap pengetahuan saya itu berguna untuk memberi saya tuntunan, bukan untuk memaksa anak dan suami saya naik ke posisi ideal dalam pandangan saya.

Saya langsung merasa takjub Tuhan berikan kebenaran ini. Ga tahu kenapa baru sekarang. Mungkin karena selama ini saya terlalu fokus berusaha menjadi happy mama tapi salah sasaran. Salah fokus. Fokus saya berusaha untuk ga jadi "gila"...Saya terlalu takut menjadi monster bagi anak dan suami saya sendiri. Atau justru Tuhan mau saya pulih dulu soal ketakutan saya pada depresi supaya saya bisa fokus pada jalan yang Tuhan tunjuk. Iyaaa...

Pixabay: BlueAngel16

Kelihatannya hal ini seharusnya sudah saya ketahui sejak lama ya. Anak saya usia sudah mau 4 tahun, tapi baru ngedong sekarang. Saya punya kebiasaan itu, dijelaskan orang berkali-kali saya ga paham benar, waktu Tuhan jelaskan sendiri saya baru ngerti. Entahlah... Kenapa begitu... 😂 😂 Yang penting, tidak ada kata terlambat.

Baca juga Happy Mama, Happy Gi


Kalau kita punya kerinduan menjadi orang tua yang terbaik buat anak-anak, mau ga mau kita harus punya hati yang lemah lembut dan mau belajar dibentuk oleh Tuhan. Di dalam prosesnya sendiri ga selalu gampang. Kita belajar meremukkan ego kita, bahkan idealisme kita yang kita pikir adalah yang terbaik buat anak kita. Kabar baiknya... Justru di situ Tuhan bantu kita dengan hikmatnya Tuhan, bukan hikmat manusia.

Happy parenting, Gorgeous Mom and Dad!! 




Jangan lupa subscribe blog ini ya buat dapet info postingan terbaru 


Enter your email address:


Delivered by FeedBurner

atau follow IG
saya di @lasma_manullang



2 Comments

  1. Happy parenting ma.
    Tulisan lo ini bikin doeeengg g jg ma hahaha, apa mau Tuhan dalam hidup gue. Gmn g makin intim lebih dalam lg sama Tuhan.

    Pulang ,mau juga dong hehehehe

    BalasHapus