Hi Gorgeous!!
Pernah ga sih kamu punya masalah sama seseorang dan tahu kamu salah. Tapi entah bagaimana masalahnya akhirnya selesai begitu saja tanpa ada pembicaraan penting.
Hanya saja hubungan antara kamu dan orang tersebut jadi tidak seperti semula. Mungkin tidak ada mengungkit masalah yang lama, tapi seolah ada ruang kosong antara kamu dan dia (oh, please catet ini bukan cuma soal pacaran). Entah dia yang jaga jarak, entah kamu yang ngerasa ga enak. Seolah ada beban di pundak yang belum terlepas.
Pernah? Pernah? Mungkin hampir setiap orang pernah. Coba dicek, mungkinkah ganjalan itu karena kamu belum minta maaf secara resmi pada orang yang bersangkutan?? Minta maaf di sini yang saya maksud bukan sekedar basa basi tapi benar-benar tulus dan mempunyai niat dari dalam diri untuk tidak melakukannya lagi.
Banyak penelitian yang menunjukkan hasil meminta maaf dan memaafkan memberikan banyak dampak positif salah satunya kesehatan mental. Tapi di sini saya akan merinci 3 manfaat yang akan kita terima dari meminta maaf. Kamu pasti pun sebenarnya sudah tahu 3 manfaat ini, tapi saya ingin menuliskannya supaya kamu membacanya dan menjadi lebih ingatan, pengetahuan, dan hikmat yang lebih jelas.
Ini dia manfaat dari meminta maaf
1. Berdamai dengan diri sendiri
Kenapa yang pertama berdamai dengan diri sendiri?? Karena banyak dari kita gagal move on karena terikat pada masa lalu. Bukan sekedar move on yang berhubungan dengan kehidupan cinta, tapi juga kegagalan karier, pendidikan, hubungan pertemanan, dan banyak lagi. Setiap kali kita gagal terutama yang berhubungan dengan "mengecewakan orang lain", lukanya semakin terasa dua kali lipat lebih sakit. Sayangnya, kita sendiri lebih sering tidak cepat-cepat minta maaf pada orang yang kita kecewakan, tidak jarang malah menyalahkan orang lain atau keadaan supaya kita tidak merasakan rasa bersalah.
Rasa bersalah itu baik loohh. Itu tandanya hati nurani kita bekerja, tapi jangan sampai rasa bersalah itu menjadi berlebihan atau malah diabaikan. Dua-duanya sama merusak. Kalau terlalu merasa bersalah, kita akan cenderung melabel buruk diri sendiri dan menganggap kita selamanya orang gagal. Kita tidak lagi punya motivasi untuk belajar dan berubah.
Sama halnya jika kita mengabaikan rasa bersalah. Mungkin kita tidak menjadi terpuruk, tapi kita jadi penuntut. Menuntut dimengerti tapi kita sendiri tidak mau berusaha mengubah diri kita sendiri supaya keadaan kita berubah.
Dengan meminta maaf dengan sikap dan pandangan yang benar, kita memulihkan rasa kecewa pada diri sendiri. Kita memposisikan diri kita di posisi yang tepat mengakui kesalahan dan memiliki kemauan untuk belajar dan berubah dengan harapan kita tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Dengan begitu kita bisa maju ke depan tanpa ada rasa beban atau bayang-bayang yang menghantui.
2. Memulihkan hati orang yang kita lukai
Eh, ngapain minta maaf kan udah ngobrol biasa. Udah hahaha hihihi lagi. Udah temenan lagi. Ga perlulah minta maaf.
Pernah ga mikir kayak gitu?? Saya juga pernah dan sebenarnya pikiran itu egois. Sebagai orang yang pernah melukai dan terluka, saya sadar 1 hal.. Saat orang yang melukai saya meminta maaf, saya merasakan ada kelegaan. Saya merasakan ada keyakinan bahwa saya bisa percaya pada orang ini lagi.
Kita yang melukai mungkin melihat orang yang kita lukai baik-baik saja, tapi tahu tidak kita ternyata menorehkan (walau sedikit) trauma pada orang tersebut. Minimal, bahwa dia sulit percaya pada kita dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Terlepas apakah akhirnya dia pulih dan mengampuni, saat kita meminta maaf kita mencabut paku yang kita tancap dan membantunya untuk pulih dengan lebih baik.
Jika kita pernah terluka pasti kita tahu rasanya. Permintaan maaf yang membantu kita pulih. Jika kita tahu itu baik, sudah seharusnya kita lakukan. Untuk orang tersebut dan untuk kita juga (ingat nomor 1).
3. Memperbaiki bahkan mempererat hubungan
Selain membantu kita berdamai dengan diri sendiri dan memulihkan orang lain, tentu saja memint maaf menolong kita memperbaiki bahkan mempererat hubungan. Saya pernah beberapa kali konflik dengan teman saya. Kebanyakan masalahnya sepele tapi sangat membekas pada diri saya. Mungkin karena saya terlalu sensitif (tapi di konflik yang lain saya malah kurang peka).
Yang saya pelajari akhirnya saya saya memint maaf dengan sikap yang benar, ikatan hubungan itu semakin lebih kuat. Ada rasa hormat satu sama lain karena mengerti ada bagian-bagian dari diri orang tersebut yang dulu saya tidak tahu akhirnya saya tahu dan saya mengerti. Saya jadi lebih tahu bagaimana seharusnya saya berespon saat orang tersebut dalam kondisi tertentu.
Untuk mencapai kondisi ini tidak mudah. Banyak menguras air mata (halah... Tapi beneran). Butuh kerendahan hati dari dua belah pihak.
Tapii ya saudara-saudara, meminta maaf memang bukan perkara mudah. Butuh keberanian, kerendahan hati, bahkan kata-kata yang tepat, ditambah "Bahasa Maaf" yang benar karena bahasa maaf tiap orang berbeda. Yang ini pembahasannya lain lagi yaa.
Lalu bagaimana caranya meminta maaf?
1. Berdoa
Please, saya mohon, kalau mau minta maaf berdoa dulu. Kenapa?? Supaya waktunya tepat, supaya hati kita siap, supaya perkataan kita benar, dan supaya hati orang yang bersangkutan dilembutkan jadi permintaan maaf kita diterima dan kita diperdamaikan. Jangan sepelekan doa.
2. Sebutkan Kesalahan Kita
Kadang kita minta maaf seperti tidak niat.
" Gua minta maaf ya buat kesalahan gua yang kemarin."
Kesalahan yang mana? Bisa jadi ada 2 atau 3 atau lebih kesalahan. Dengan menyebutkan kesalahan kita, kita mempertegas kalau kita benar-benar menyesali tindakan tersebut.
3. Dilarang Membuat Alasan
"Maaf ya kemarin gua batalin janji, soalnya tiba-tiba pacar gua maksa gua ikut acara dia."
Membuat alasan saat meminta maaf sama seperti melemparkan kesalahan pada orang lain. Permintaan maaf kita terdengar tidak benar-benar tulus.
4. Mengucapkan Janji Untuk Tidak Mengulangi
Ini semacam deklarasi. Bukan hanya untuk mendapatkan kepercayaan orang yang kita lukai, tapi juga untuk meneguhkan diri kita sendiri bahwa kita bisa berubah.
5. Memperbaiki Kesalahan
Jika kesalahan kita merusak suatu hal atau keadaan, ambil tindakan untuk memperbaikinya. Lakukan kesepakatan dengan orang yang kita rugikan atau lukai. Tapi, jika situasinya ternyata sudah sulit untuk diubah, jangan lari tetap cari tahu perkembangannya.
Bagaimana kalau permintaan maaf kita tidak diterima??
Sekalipun kita diperintahkan untuk mengampuni sama seperti kita telah diampuni, bukan hak kita untuk memaksa orang lain mengampuni kesalahan kita. Apalagi kalau kita balik marah dan bawa-bawa ayat Tuhan.
Berikan orang tersebut waktu. Sambil berdoa supaya Tuhan lembutkan. Tugas kita cukup sampai meminta maaf, mendoakan pemulihannya, dan tetap menjaga hubungan baik.
Keputusan akhir apakah dia akan memaafkan dan mengampuni adalah urusan dia dengan Tuhan. Teruslah berharap yang terbaik.
Jadi itulah 3 manfaat meminta maaf. Apakah ada hubungan atau situasi yang harus diperbaiki akhir-akhir ini??
#selfreminder
7 Comments
sepakat! bahkan minta maaf harus dilatih, kalau nggak terbiasa takutnya menyimpan dendam di diri orang yang pernah kita lukai.
BalasHapusIya betul. Kita ga tahu seberapa dalam dia luka.mungkin masih bisa ahhaha hihi, tapi kan ga tahu dalamnya.
HapusKadang, udah saling memaafkan pun hubungan enggak bisa seakrab dulu, alasanny sederhana: karena ingin saling menjaga
BalasHapusAda mba hubungan yang kayak gitu. Aku biasanya sama yang ga terlalu dekat, tapi kalau sahabat sendiri selalu kuusahakan bisa kembali lagi. Susah nyari sahabat yg setia.
Hapusiya banget kalau tiba"udah baikkan lagi aja enggak pake babibubebo acara ngucap minta maaf, selalu kepikiran, udah baikan ini tandanya udah maafan, jadi lanjutaja lupakan masalah sebelumnya, kadang egois dan rasa gengsi yg bikin kek enggak perlu ucap minta maaf lagi kalau udah keliatan akur akur lagi.
BalasHapusItu dia yang saya maksud. Kayak ada masih mikirin, dia masih ada sakit hati atau ga yaaa.
HapusSetuju. Kadang-kadang rasa egois menghalangi keinginan untuk meminta maaf. Padahal minta maaf itu bagus, termasuk untuk diri sendiri :)
BalasHapus