Untuk Adik-Adikku; Apa Salahnya Menjadi Orang Biasa?

Adikku apa kabarmu?? Apa yang sedang kau kerjakan akhir-akhir ini? Apakah kau sedang mengejar cita-citamu?? Cita-cita yang kau impikan sejak lama, yang pernah kau ceritakan padaku.

Adikku, aku ingat sekali saat di rumah, tengah malam dan kita berdua sedang menonton sebuah film, diam-diam aku memberikan pesan padamu. Aku katakan padamu agar kau menemukan cita-cita dalam hidupmu. Menemukan panggilan dalam hidupmu. Kau harus menemukannya dan menentukannya atau orang lain yang akan menentukannya.




Aku begitu menggebu-gebu saat itu. Banyak orang berkata untuk kita harus memiliki mimpi yang besar, cita-cita yang besar. Aku begitu bersemangat dengan ide itu dan aku ingin kau menerimanya juga. Aku ingin kau menjalani hidupmu dengan maksimal. Bukan karena keinginan orang lain, tapi benar-benar keinginan hati dan kerinduan dari dalam hatimu.

Adikku, aku dulu mengejar banyak mimpi. Mengejar banyak cita-cita dan kupikir aku bisa menggapainya. Lalu aku sadari, semua mimpi itu terkubur dalam kegagalanku. Aku pikir orang-orang itu meracuni pikiranku dan menipuku dan aku mulai bertanya-tanya, beranikah aku kembali bermimpi tentang masa depan? Aku melihat banyak kegagalan dan kelemahan pada dirikku dan aku selalu bertanya, mampukah aku?? Bisakah aku??

Dik, aku mungkin kau bertanya pertanyaan yang sama denganku, tapi lewat kesalahanku di masa lalu, aku ingin mengatakan ini padamu. Bermimpi besar untuk menjadi besar tidaklah salah, tetapi menjadi orang biasa pun bukanlah sebuah dosa.

Aku sadari selama ini aku banyak memandang terlalu jauh. Gambar-gambar besar yang aku lukiskan dalam pikiranku, membawaku dalam awang-awang hingga aku lupa menapakkan kakiku di atas tanah. Ya, aku mabuk oleh mimpi-mimpiku sendiri.



Tentu saja bukan berarti aku ingin kau berhenti bermimpi, bukan itu maksudku... Bapa kita Yang ada di Surga mengingatkanku untuk hidup di hari ini dan esok punya kekuatirannya sendiri. Ia mengatakan padaku untuk menjadi orang besar di hari ini, lewat tindakan kecilku hari ini. Mungkin bukan tindakan yang berarti, hanya sebuah jabatan tangan atau ucapan selamat pagi, tapi Ia ingin aku melakukannya dengan hati yang besar.

Apakah kau mengerti maksudku sejauh ini Adikku?? Ya, raihlah cita-citamu. Kejarlah panggilanmu dan jangan pernah menyerah, tetapi bangunlah itu semua dengan mengerjakan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban kecil yang ada di hadapanmu.

Dik, aku memang telah banyak gagal, tapi aku tidak mau berhenti bermimpi dan berharap. Aku masih bermimpi tentang keluargaku yang baru, tentang cita-citaku yang tidak pernah mati. Aku tidak pernah tahu kapan Tuhan akan membuka jalan itu bagiku, tapi yang aku tahu, Tuhan mau aku melakukan hal-hal kecil yang tidak berarti ini. Melakukannya dengan hati yang tulus dan penuh kasih, sama seperti saat-saat Ia menemani aku dan kau dalam setiap kesendirian kita.

Baca juga Untuk Adik-Adikku: Jadilah Pengaruh Sebelum Kamu Memimpin

https://www.amsalfoje.com/2014/01/untuk-adik-adikku-jadilah-pengaruh.html?m=1


Adikku, aku selalu berdoa agar kau menemukan pekerjaan Tuhan setiap harinya. Jadilah garam. Jadilah terang. Jadilah duta kasih Tuhan. Biar setiap orang yang melihat matamu, mereka melihat mata Tuhan. Biar setiap orang yang merasakan kasihmu, mereka merasakan kasih Tuhan. Biar dari setiap tindakanmu, mereka memuliakan nama Tuhanmu.

Tuhan selalu memberkatimu Adikku

Salam kasih yang tak berkesudahan,


Kakakmu yang menyayangimu

0 Comments