Exspose Your Life



Beberapa hari lalu saya chat sama temen soal kehidupan dia beberapa minggu ini setelah pulang kampung. Gimana akhirnya tegor dia supaya ga terpaku di masa lalu. Soal kenyamanan, soal komunitas, soal pelayanan...Pokoknya masa lalu dah. Saya terberkati dengan kesaksian dia, terutama gimana Bapa ajar dia secara pribadi dan khusus dan spesial. Gimana pun tegoran itu khusus buat dia dan itu bukti Tuhan sayang sama dia. Setelah sharing-sharing, saya minta dia buat notes di FB atau di blog. Dia menolak karena dia lebih memilih cerita ke orang-orang tertentu saja. Sampai satu titik saya mengerti, tapi ada hal-hal yang saya tidak setuju di situ. 

Tapi tulisan ini hanya idealisme saya semata, ya. Apa yang saya pikirkan sampai saat ini, itulah yang saya lakukan. Jika ada yang tidak setuju, tidak apa-apa. Saya hanya memberikan pendapat lewat tulisan ini. Setiap orang punya pandangan dan nilai masing-masing. Ini bukan masalah benar atau salah. :D

Di hari yang lain, saya menemukan kasus yang sama. (kalimat kunci: biar orang tertentu yang tahu) Salah satu teman saya sudah lulus kuliah setelah bersusah payah. Saya katakan supaya dia kasih kabar ke teman-teman komsel lain. Dia katakan tidak usah, tidak mau digembar gemborkan. Waktu itu saya cukup marah, karena teman-teman komsel yang saya maksud ini adalah orang-orang yang berdoa buat dia waktu dia bergumul soal skripsi. Waktu dia dapet kerja, dia juga melakukan hal yang sama. 

Kemarin-kemarin saya jadi berpikir, apa yang salah dengan memberikan kabar baik pada orang lain?? Memang kesannya narsis dan mikir “emang siapa yang nanya dan siapa yang mau tahu soal hidup gua??”…Tapi di situ saya juga mikir, kalau kita ga cerita apa yang udah Tuhan lakukan dalam hidup kita…Kapan kabar baik diberitakan?? Kapan orang melihat kemuliaan Tuhan nyata dalam hidup kita?? 

Saya mengerti kalau temen-temen saya waktu itu berpikir ingin orang-orang terdekat saja yang tahu. Pembina atau PKS atau teman komsel, tapi di satu titik itu saya seperti protes di kepala. “ Ya, mereka harus tahu perkembangan kita. Supaya kita ga lepas dari komunitas. Lalu bagaimana dengan mereka yang ga kenal Tuhan? Gimana cara mereka tahu kalau ada Allah yang berkuasa dan bisa melakukan apa saja?? Apalagi kalau orang tersebut memiliki masalah yang sama dengan kita.” 

Tapi gimana nanti kalau kita udah cerita ini itu tentang Tuhan, ternyata kehidupan kita ga sesuai dengan yang kita omongin?? (ini pergumulan saya dulu, waktu milih untuk banyak share soal kehidupan rohani di jejaring sosial). Waktu itu Tuhan Cuma ingetin kalau Roh yang ada dalam diri saya lebih besar dari roh di dunia ini. Ya, mungkin saya jadi seperti orang munafik..Ya, mungkin saya akan menjadi seperti orang yang sok rohani dan sombong rohani..Ya, mungkin saya akan dinilai segala macem…Tapi bukan itu poinnya. Poinnya adalah kabar yang saya ceritakan tentang Tuhan yang ada dalam hidup saya. Apa yang sudah Dia lakukan, apa yang sudah Dia kerjakan dan semua yang saya ceritakan pada orang-orang di luar sana, mungkin bisa jadi berkat. Mungkin bisa jadi kekuatan… 

Apa yang kita lakukan memang bukan tentang kita, tapi tentang Dia. Bahkan saat kita berbicara, kita bekerja, kita melakukan apa saja..Itu semua bukan tentang kita, tapi tentang Dia..termasuk mengekspose hidup kita supaya semua orang tahu Allah yang saya sembah adalah Allah yang hidup. 


NB: Balik lagi, ini cuma opini saya pribadi. Idealisme yang tertanam di kepala saya sejak lama. Bukan benar atau salah, yang penting respon kita terhadap sesuatu. Saya ga bilang teman saya salah dan ga benar, saya juga ga bisa bilang saya lebih benar atau salah..Balik-baliknya, Tuhan ngomong apa di hati kita. Itu yang peling penting :D . Dan kalau mau ekspose hidup kita pribadi, tentu saja ekspose dengan cara yang baik dan benar… :D

0 Comments