Sudah masuk masa tenang nih Pilkada. Kampanye udah ga ada, tapi pendukung masih seru saling menyerukan jagoannya.
Bahkan kakak saya yang berdomisili di Banten. Dia cerita waktu dia tanya mertuanya mau pilih gubernur yang mana, mertuanya langsung jawab "Ahok dong!" ... Saking panasnya pilgub Jakarta, pilgub daerah lain kayak ga laku (hayooo perhatiin calon pemimpinnya jangan ntar asal milih gara2 kurang mengamati alias salah fokus).
Ini Pilgun rasa Pilpres kata banyak orang. Iya bangettt.
Lagi-lagi saya jadi swingvoter. Awal-awal saya swingvoter sebelum memilih Pak Prabowo. Waktu itu teman-teman saya banyak yang pilih Pak Jokowi. Sayangnya dukungan mereka membabi buta. Maksud saya, kebanyakan posting berita-berita jelek tentang Pak Prabowo yang tak terklarifikasi. Isu HAM dibahas lagi, soal hutangnya yang sebenarnya sudah lunas diungkit lagi.
Lucunya, dengan sok pahlawan saya mengklarifikasi setiap berita mengenai Pak Prabowo. Saya banyak waktu karena sedang hamil. Yang diurus cuma 1 orang. Kurang kerjaan.
Sempet kecewa dengan berita-berita dan status yang dishare teman-teman. Emang statusnya kenapa?? Maaf ya, buat saya merendahkan orang lain yang beda pendapat.
Ga tahu kenapa liat semua itu saya mau "muntah". Kepala berasa "bengkak".
Jeleknya, saya ga bawa itu dalam doa. Akhirnya saya malah kebawa. Apa yang mereka lakukan, saya lakukan.
Apalagi setelah debat Capres. Saya ngeledek soal numpang satelit. Juga setelah pengumuman kemenangan Pak Jokowi yang ada sampah-sampah setelah perayaan.
Kalau ingat ke belakang jadi ngerasa bodoh juga sih. Ngapain capek-capek bantuin lurusin orang, wong sendiri aja belum lurus 😂😂😂. Dulu sih prinsipnya harus kasih tahu kalau itu salah.
Kalau sekarang gimana?? Ga separah Pilpres sih yang isunya jahat-jahat banget. Eh, ga ding... Ada kan Pak SBY dibully abis-abisan. Lagi-lagi ngerasa mual tiap baca status atau komen yang ngeledek beliau. Bukan membenarkan Pak SBY... Cuma mikirin, seandainya itu bapak saya... Suami saya... Saya juga ga mau diperlakukan kayak gitu.
Kata-kata mengalir dengan deras selama Pilgub ini. Ada yang menulis dengan bijak, ada yang menulis apa adanya, ada yang menulis sesuka hatinya.
Semua karna euforia yang dirasakan. Hati ini agak ga tenang saat melihat karena euforia kita suka lupa diri. Lupa memanusiakan orang lain yang punya pikiran dan perasaan. Seolah-olah membully pejabat, orang terkenal, itu hal yang wajar...
Pak SBY
Habieb Rizieq
Pak Agus
Pak Ahok
Pak Jokowi
Dll
Pernah buat kesalahan dan langsung dibombardir dengan meme atau status yang menyudutkan. Merendahkan. Seolah mereka memang objek bully.
Mungkin karena mereka public figur. Wajarlah...
Iya sih wajar, tapi apakah baik dan benar??
Saya ngomong gini sebenarnya pun bukannya ga pernah cemooh orang. Pernahhh bangett. Ga mungkin ga. Saya gigit lidah tiap liat Pak Jokowi bikin salah. Rasanya pengen nyela. Pengen bangeetttt. (jangan paksa saya suka Pak Jokowi ya, entah kenapa ga bisa. Cukuplah sampai pada rasa hormat).
Tapi tahun lalu Tuhan mengingatkan dan menegur. Pemimpin itu pilihan Tuhan. Ga cemooh di depan tapi di belakang apa bedanya?? Tuhan liat!! Jdenggg!!!
Sejak itu bertobat 😂😂😂... Bukan masalah orangnya bisa dihormati atau ga, tapi soal taat sama Tuhan. Praktek Firman Tuhan. Walau pun dia cuma keliatan di tivi dan banyak kurangnya, belajar hormat karena Tuhan yang bilang.
Jujur susah buat hormat sama beliau. Ga tahu kenapa, tapi dengan mengingat Tuhan memilih dia, ngerasa lebih mampu. Menghormati dia berarti menghormati Tuhan juga.
Begitu juga dengan soal perdebatan Pilgub. Bukan soal orangnya bener atau ga, tapi soal memberi rasa hormat karena Tuhan bilang begitu. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan.
Ujung-ujungnya sih soal jaga hati. Jangan sampai mulut kita membawa kita dalam pencobaan, lalu memberi jarak antara kita dengan Tuhan.
Semoga Pilgub tanggal 15 bisa berjalan dengan damai. Siapa pun yang menang bisa saling berlapang dada menerima. Mohon dukungan doanya teman2. Doa syafaat demi persatuan Indonesia 😁😁😁.
Roma 12:9-10 (TB) Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
Baru tadi pagi saya berdoa dan bilang blakblakan sama Tuhan, saya ga mampu, saya bodoh soal bisnis yang saya jalankan. Dibilang upline ayo mimpi yang besar, saya ga bisa mimpi besar hahahha.... Saya ga punya keinginan buat jalan-jalan ke luar negri (kecuali Jepang, Swis looohh)... Ga mimpi punya rumah besar... Ga mimpi punya mobil. Terus ngapain saya masih jalanin ya??
Saya sendiri sudah bilang sama Tuhan, kalau Tuhan ga mau berkati saya lewat bisnis ini, tutup semua pintu. Bikin saya makin ga semangat buat nerusin.
Malah makin semangat...
Ga tahu gimana, tahu-tahu Tuhan arahin doa saya ke hal lain. Berkati orang tua, mertua, memberkati Aki, mimpi downline-downline saya....
Tuhan taruh sesuatu di belakang kepala saya... Seolah itu naik ke permukaan ingatan saya...
Jadi saluran berkat...
Jadi pipa yang menyalurkan air..
Dulu Ka Tia, salah satu kakak rohani saya pernah mendoakan saya tentang pipa ini... Setiap mengingat doa itu saya bersemangat... Merasa punya tujuan hidup lagi..
Pipa..
Saluran berkat....
Akhirnya nyerahin kerinduan saya itu sama Tuhan lagi. Kalau Tuhan mau pakai saya jadi pipa saluran berkat dan kasih-Nya lewat bisnis ini... Ini aku, utus aku... (Kebeneran baca pasal yang pas Yesaya diutus)...
Rasanya lebih hidup menjalankan bisnis ini. Masih ga mimpiin jalan-jalan ke luar negri, ga mimpi punya mobil atau rumah... Mimpinya liat downline nerima berkat lewat bisnis ini. Liat mereka naik level. Liat bonus saya lumayan dan bisa kasih ke ortu, ke mertua...
Dan hari ini Tuhan kasih hikmat gimana caranya itung target yang dari kemarin saya ga ngedong, gimana caranya kejar target. Kayak ada selaput di otak saya yang bikin saya ga bisa paham. Tapi hari ini selaput itu seolah lepas.
Keengganan saya menerima penolakan pun hilang. Cari prospekan mulai lebih percaya diri saya lakukan...
Takjub...
Segitu pengaruhnya penyerahan penuh dan blakblakan sama Tuhan. Selama ini saya ke mana aja? Ahahhaha...
Ada kekuatiran kalau saya ga bisa konsisten, tapi biar kekuatiran untuk hari ini cukup di hari ini.
Saya masih percaya dalam hati saya, kalau Tuhan ga berkenan, Tuhan akan padamkan api ini. Mimpi ini dan semua jalan akan tertutup.
Lasma tunggu keajaiban lainnya, Tuhan...
Ibadah tahun baru kemarin sepertinya jadi titik di mana saya dan Aki akhirnya memutuskan untuk rutin beribadah di gereja yang dekat dengan tempat tinggal kami.
Disaat pendeta mengkotbahkan tahun penuaian, Tuhan malah banyak ngomong tentang gereja-Nya. Hormati gereja Tuhan, kasihi gereja Tuhan dengan tanpa syarat, hormati orang-orang yang diurapi Tuhan (sekalipun tindakan dan cara mereka melayani ga masuk akal saya).
Kenapa Tuhan banyak ngomong seperti itu? Karena di tahun sebelum-sebelumnya saya banyak melihat hamba Tuhan berbicara "tidak semestinya", merespon "tidak sepatutnya".
Mungkin saya kecewa "Kok, gituu.” itu yang ada di otak saya dan hati saya. Sepertinya dari situlah kebocoran iman saya di tahun 2016 dimulai. Bukannya membawa kondisi hati saya itu kepada Tuhan, saya malah mendiamkannya dan menganggapnya sepele.
Ternyata eh ternyata..
Masalah hati saya itu malah merembet ke hal-hal lain.
Beberapa kali Tuhan ingatkan untuk mengampuni, tapi saya bingung mau mengampuni apanya?? Sekian banyak orang berespon seperti itu, saya mau ngampunin yang mana??
Waktu tahun baru itulah akhirnya Tuhan "tusuk" hati saya. Yuk, ampuni gereja Tuhan. Berdoa lagi supaya ada kesatuan di dalam tubuh Kristus, supaya gereja jadi jawaban, jadi berkat, supaya terang Tuhan nyata.
Sekarang masih suka nongol sih rasa kecewa itu, tapi Tuhan ajarkan untuk berespon dengan langsung mendoakan berkat. Bukan dibiarin. Bukan dianalisa salahnya. Bukan direnungkan salahnya. Hahahha. Makin direnungin malah makin kecewa atuhhhh.
Plong... Iya...
Lebih plong lagi waktu Aki tahu-tahu ajak rutin ibadah di gereja itu. Setelah selama ini ngalor ngidul ibadah kayak Kristen ikan paus (timbul tenggelam), akhirnya kami komitmen di GBI Intercon.
Waktu mau mengampuni tahu-tahu pintu terbuka. Waktu mau memberkati tahu-tahu jalan keluar datang sendiri.
Aki orang yang sangat jarang membicarakan imannya, waktu dia ajak untuk menetap di ibadah Intercon adalah sebuah pintu gerbang yang terbuka mengeluarkan cahaya dalam pandangan saya. Lebay.. iya sih... Tapi beneran, itu adalah kegirangan yang besar buat saya.
Aki juga sudah sempat membicarakan tentang pindah komunitas. Yang saat ini masih kami gumulkan. Karena, pindah komunitas dan berkomunitas berarti siap melayani, siap memberi diri untuk kepentingan orang lain, siap menundukkan diri di bawah otoritas (yang buat tipe orang kayak kami ini agak susah soal tunduk dan taat... Hahahha... 😂😂😂).
Apa pun nanti akhirnya, saya cuma percaya tahun ini Amin Tahun penuaian. Apa yang saya rindukan akan saya terima. Apa yang saya doakan akan saya terima. Bukan lagi soal tempat saya berada seperti ini, seperti itu, soal saudara seiman yang begini, begitu tapi soal gimana saya mau lari kejar Tuhan. Mau serupa seperti Kristus. Apa pun kondisinya. Mau ada gereja atau ga, mau ada yang dukung atau ga... Saya mau Tuhan. Saya mau seperti Yesus yang melekat pada Bapa.
Fokus sama itu dan menyingkirkan semua hal yang bikin saya ga fokus. Kepahitan, kekuatiran, ketakutan, intimidasi.... Mau fokus sama Iman, Pengharapan dan Kasih.
Saya mau terima berkat rohani, berkat jasmani. Saya mau jadi pewaris Kerajaan Allah. Saya mau ambil itu. Bukan jadi penonton. .. Supaya nama Tuhan dipermuliakan. Supaya orang melihat Tuhannya Lasma itu hebat!!
Dan Tuhan memulainya dari keputusan kami beribadah di GBI Intercon.
Terpujilah Nama Tuhan!!
Tuhan memberiku kegirangan
Dan sukacita melimpah
Minyak yang baru dicurahkan
Haleluya ku bersorak 😆😆😆
Dulu nih yaa
Duluu..
Saya menganggap Abbalove sebagai gereja terbaik. Paling benar dan paling lurus. Seharusnya semua gereja kayak Abbalove.
Walau pun saya mengatakan di bibir semua gereja sama baiknya, tapi di hati dan pikiran saya memandang Abbalove gereja yang ada di atas gereja lainnya.
Kenyataannya gimana??
Tuhan obrak abrik kebanggaan saya itu. Dengan cara??
Bukan dengan memperlihatkan cacatnya. Bukan. Saya tahu semua gereja ga sempurna. Termasuk Abbalove. Saya lihat kurang-kurangnya, tapi saya tetap mencintai gereja ini.
Terus gimana caranya??
Tuhan cabut saya dari sana. Ga pelayanan. Ga berkominitas. Yang pagarin saya secara rohani cuma sahabat-sahabat saya.
Kok, bisa gitu Las?? Iya, ada situasi yang bikin saya jarang gereja, ga pelayanan dan ga berkomunitas.
Tuhan ambil semua kebanggaan saya yang ada di Abbalove dan saya langsung merasa ZERO. Ga berarti apa-apa. Ngerasa ga berguna.
Hal ini yang jadi salah satu penyebab saya tertekan luar biasa tahun lalu. Masalah-masalah yang datang membuat saya merasa Tuhan sedang mengutuk saya karena saya ga gereja, ga pelayanan dan ga berkomunitas.
Tapi ternyata bukan itu yang mau Tuhan kasih liat...
Tuhan memperlihatkan pada saya bahwa semua gereja sama pentingnya dengan Abbalove. Semua gereja itu berharga di mata Tuhan. Ga ada yang lebih rendah.
Dulu ada 1 gereja yang pernah saya ikuti ibadahnya, yang tiap minggu membagikan anggur perjamuan. Buat saya hal itu aneh dan saya tidak pernah mau beribadah di sana lagi.
Tapi akhir tahun kemarin tahu-tahu Tuhan buka mata saya. Tetangga saya yang bergeraja di gereja tersebut menceritakan mukjizat yang dia alami. Di usianya yang sudah 40an, gembalanya berkata, "Jangan menyerah. Sarah yang sudah mati haid saja bisa melahirkan. Apalagi hanya umur 40.” Beberapa bulan setelah perkataan itu, tetangga saya ini pun hamil dan sekarang anaknya jadi teman main Gyan.
Waktu mendengar kesaksian tetangga saya itu, saya merasa Tuhan menyiram muka saya dengan air. Saya terbangun dan tersadar akan pikiran-pikiran saya dulu tentang gereja-gereja lain.
Menganggap gereja lain mengajarkan theologi kemakmuran atau terlalu keras seperti orang Farisi. Saya tercenung... Seolah Tuhan bicara di dalam hati saya,
”Lasma, itu tubuh-Ku. Semuanya penting. Ga ada yang lebih penting atau lebih ga berharga. Semuanya berharga bagi-Ku. Kamu bisa bertumbuh di mana pun kamu berada asal hati-Mu tertuju pada-Ku."
Ga usah takut beribadah di gereja lain. Bertumbuhlah tanpa takut dengan isu-isu tentang pengajaran yang salah. Ya, tetap berjaga-jaga, tapi jangan karena takut lalu berhenti mencari. Kira-kira saya menangkap maksud Tuhan seperti itu.
Filipi 1:18 (TB) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
Terlebih lagi...
Tuhan mengajarkan saya untuk menghormati dan mengasihi gereja Tuhan di mana pun itu. Entahkah terlihat lebih sekuler atau terlihat lebih rohani. Sama seperti saudara sekandung yang sedarah tapi bisa berbeda sifat, seperti itulah gereja.
Entah kenapa, sejak Tuhan bukakan hal ini saya Plooongg luar biasa. Seperti ada selaput yang dibukakan dari wajah saya.
Di gereja mana pun saya menginjakkan kaki, selama gereja itu memuliakan Nama Yesus Tuhan.. berarti saya berada di rumah. 😊😊
Roma 12:4-5 (TB) Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
" Ishh, laki gua tuh gitu banget orangnya. Diem mulu. Susah komunikasi. Ga pernah romantis."
" Masih mending lo. Laki lo rajin pelayanan, rajin gereja. Lah, laki gua ngurusin motor mulu. Duit abis ke motor. Itu motor istri pertama. Gua istri ke dua."
" Mendinglah laki lo cuma hobi motor. Lah, laki gua udah kayak lokomotif. Mulutnya keluar asep mulu. Gua udah cape ingetin. Takut gua jadi janda kembang."
Istri... Oh istri... Begitulah kalau istri cerita tentang suami. Siapa sih istri yang ga pernah ngeluh soal suami??
Ekspetasi yang tinggi di awal pernikahan, tiba-tiba ambruk melihat aslinya lelaki pujaan kita. Iya apa iya??? Ngakuu...
Sama sih, saya juga ngalamin. Pengen suami kayak A, B, C, D yang dulu saya tulis semasa single. Giliran udah nikah ternyata ga seperti yang diharapkan.
Salah ga sih harapan kita??? Gaaaa. Yang salah kalau kita ga kasih waktu suami kita buat belajar.
Saya ingat sekali tahun lalu saya berharap pada suami tanpa diiringi sikap hati yang benar. Eits, apa maksudny ya?? Saya berharap suami bisa lebih inisiatif tapi dengan sikap hati menuntut bukan percaya. Hasilnya?? Frustasi berat. Stress sendiri. Ngerasa benar sendiri. Merasa jadi korban. Padahal suami ga salah apa-apa (kasian laki gua).
Tapi kegagalan itu membuat saya belajar juga. Tuhan ingetin buat saya berkaca..
" Lasma, memangnya kamu udah sempurna?"
Jlebbb.. Gimana saya bisa nuntut suami saya sempurna kalau saya sendiri ga sempurna??
Dari situ saya pelan-pelan belajar menghargai setiap bagian dari diri suami saya. Hobinya, nilai-nilainya, imannya, cara ia mengasihi saya dan Gi....
Saat melihat semua hal yang suami saya punya dengan kacamata kasih, yang tadinya sekeliling saya terasa gelap, menjadi terang benderang.
Kenapa saya harus mencari-cari hal yang tidak suami saya punya?? Lihatlah dia... Sejak dulu selalu lucu, terkesan tidak pernah serius, tapi saat dihadapkan pada masalah, integritasnya mencengangkan saya. Lihatlah dia, yang tidak pernah menunjukkan imannya dengan gamblang, tapi ternyata mendengarkan setiap pesan Tuhan lewat masalah-masalah yang kami alami. Lihatlah dia yang kadang asbun, tapi punya hati yang lemah lembut mau berubah...
*mewek....
Suami saya memang tidak sempurna, tapi kasihnya pada saya dan Gi begitu sempurna. Terima kasih pada Tuhan yang membukakan saya akan hal ini. Yang memotivasi saya untuk terus belajar menjadi istri yang baik. Istri yang bijak, yang menyenangkan hati suaminya.
Suami saya memang tidak sempurna, lalu kenapa? Dia hadiah terindah dalam hidup saya.
Blush! Blush! Blush!
Amsal 31:12, 30 (TB) Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Satu bulan kurang tanpa sosial media, saya tersadar... Banyak berita, artikel, status, yang terlihat membesarkan hati sekelompok orang tapi menciutkan kelompok orang lainnya. Saat ada hal yang tidak mendukung pemikiran, perasaan, dan kondisi saya, saya memasang tembok pertahanan dan membenarkan diri.
Itu berulang-ulang terjadi tanpa saya sadari dan saat saya terbangun, hati saya yang dulu pernah lemah lembut, menjadi keras. Tembok yang saya bangun ternyata sudah sangat tabal...
Untungnya Tuhan membawa saya jauh dari medan peperangan itu dan membawa saya memandang wajah-Nya lagi...
Tuhan mengingatkan saya berkali-kali mereka yang menuliskan kalimat-kalimat yang kadang juga mendukakan hati Tuhan itu adalah manusia juga. Bukan komputer.
Ya, mungkin mereka seperti patut dirajam. Dibungkam atau dijahit mulutnya, tapi bukan itu yang Tuhan mau.
Saat peristiwa demo saudara muslim, social media panas bukan kepalang. Saya sendiri ikut panas, sesak, mewek iyaaa... Masih terus bertanya-tanya kok kayak begini?? Bahkan mungkin saya marah pada saudara seiman saya.
Tapi Tuhan tegur lagi. Ayoo Lasma, jadi pembawa damai. Berani Tampil Beda. Bahkan saat untuk menjadi pembawa damai pun, rasanya menyesakkan. Iya, menyesakkan karena harus berhadapan dengan saudara seiman dan mengingatkan mereka tentang kasih..
Bukan kasih yang hanya dalam mulut, tapi hati dan pikiran juga...
Sepertinya, hal itu juga yang membuat saya kecewa bersamaan. Mengingatkan, lalu kecewa... Melupakan ayat ini... Huhuhu...
Galatia 6:1 (TB) Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
Yah, tapi setidaknya Tuhan sudah memulangkan saya... Minggu kemarin Roh Kudus mengingatkan saya untuk membuang segala pikiran cemooh. Entah itu pada pemimpin yang saya tidak suka atau pun pada tubuh Kristus yang tidak satu pandangan dengan saya.
Jadi lemah lembut... Itu yang Tuhan mau...
Matius 5:5 (TB) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Efesus 4:2 (TB) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Tadi pagi saya menggambar gambar di atas. Terlihat seperti apa? Tafsirkan masing-masing saja ya hehehe.
Beberapa hari ini saya merasa seperti dijerat dan diikat begitu ketat hingga tidak berdaya. Saya pikir masalahnya adalah keuangan. Tapi saat keuangan membaik, saya tetap merasakan jerat itu. Saya sulit mengucap syukur, sulit bersukacita, dada terasa engap. Sesak seperti ada yang mendorong ingin keluar.
Lalu beberapa menit yang lalu saya bertanya pada Mama kondisi Paman saya yang sedang sakit, tiba-tiba saya langsung merasakan kelepasan. Mewek dan mengucap syukur berkali-kali. Seketika jerat itu terasa lepas. Gumpalan di dada saya tumpah.
Ternyata itulah sumber kegundahan hati saya. Ternyata itulah pencuri damai sejahtera saya. Saya tidak tahu kalau saya sedang kuatir.
Beberapa hari lalu saya mendapat kabar kalau Paman saya masuk iCU karena serangan jantung. Respon saya datar dan memohon pada Tuhan kesembuhan beliau dalam doa. Tapi ternyata saya masih kuatir. Ada keinginan saya yang tidak bisa saya penuhi. Saya tidak bisa berada di sisi beliau, tidak bisa berada di dekat Bibi, Mama dan adik saya untuk memegang tangan mereka. Situasi seperti itu membuat saya frustasi.
Frustasi yang sama saat Opung saya wafat tanpa bisa temui lebih dulu. Frustasi yang sama saat Mama di rumah sendirian tidak ada teman. Saya frustasi, tapi tidak tahu.
Kadang-kadang kalau sudah begini saya jadi merasa bodoh. Saya sedih tidak jelas, marah tidak jelas. Waktu masalah membaik, saya baru sadar itu sumber masalah. Tapi saya sudah keburu berespon salah. Tidak jarang malah "ngambek" sama Tuhan.
Hal seperti ini tidak baik sudah pasti. Betapa sulitnya kita orang timur mengerti perasaan kita sendiri. Perasaan dan emosi yang tidak dikenali serta disalurkan dengan baik pasti akan merusak. Minimal merusak diri sendiri.
Semoga dengan kesadaran ini saya bisa belajar lebih mengelola emosi saya pribadi. Supaya Gi bisa lebih pintar mengelola dan mengekspresikan emosinya juga.
Menuliskan kejadian ini minimal menguatkan ingatan saya tentang rhem hari ini. Terima kasih pada Tuhan yang tidak pernah meninggalkan situasi-situasi galau saya.
Saya malu pada-Nya. Malu dan bersyukur.
1 Petrus 4:7 (TB) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
![]() |
Pixabay |
Why? Oh Why?? Sering bertanya seperti itu dengan semua masalah yang merajam hidup kita?? Kamu ga sendirian. Saya juga sering begitu. Kadang saya bertanya begitu atas masalah yang sebenarnya adalah buah dari kebodohan saya sendiri. Kadang juga bertanya atas masalah yang sebenarnya bukan hasil perbuatan saya. Bahasa kerennya kecipratan.
Buku karangan J.R. Briggs ini awalnya ga terlalu membuat g tertarik…Tapi ga tau kenapa, Tuhan membuat g menoleh ke buku ini…dan membaca kalimat “ Kisah-kisah Inspirasional Untuk Berani Mengambil Resiko”…G langsung teringat orang-orang sekeliling g yang kadang ga berani ambil resiko..bahkan g sendiri…

Akhir-akhir ini sedang heboh berita artis muda Asmirandah pindah agama dari Islam ke Kristen. Saya tidak tahu kebenarannya dan tidak tahu juga apakah dia benar-benar terima Tuhan atau tidak, tapi berita ini memunculkan lagi perang antara saudara seayah beda ibu. Ishak dan Ismael.
Teman-temanku yang terkasih. Terima kasih atas dukungan, doa, dan sumbangannya. Apa yang kalian kasih lewat kata-kata, doa yang mungkin tidak terdengar oleh saya dan Aki, dukungan yang ga ada hentinya benar-benar berarti buat kami. Perhatian kalian, kasih kalian , membuat pengharapan kami di dalam Tuhan tidak pernah padam.
Kadang-kadang mungkin saya menuliskan bahwa mukjizat itu dalam bentuk materi, diskon dkk, tapi sebenarnya kalian adalah mukjizat terbaik yang Tuhan berikan.
Categories
Translate
About Me

A long life learner. Sharing is caring. Saya Lasma Manulang, IRT dengan 1 putra. Ini blog pribadi saya yang menceritakan hal-hal yang berharga, menyenangkan dan menarik perhatian. Tentunya dari sudut pandang saya pribadi. Dengan harapan setiap cerita saya dapat membantu teman-teman yang membaca, saya berusaha menjadi seorang yang pembelajar yang tidak akan pernah berhenti belajar.
Pernikahan
My Love Story Part 1.
Tadi baru baca kisah cinta lain yang Tuhan tulis yang dituliskan Nonik dengan tokcer di SINI . Jadi inget masa-masa hubungan saya s...
Populer
-
Pic: lw.imaging Mak, siapa sih yang ga bangga anaknya masih kecil sudah jago berbahasa Inggris dengan lancar? Si bocah ngomong sat set sat s...
-
Kasus bocah ilang kemarin, akhirnya membuat Aki memberi bocah disiplin 3 hari No Screen time. Awal dikasih tahu disiplin itu, dia sedih ...
-
Sudah beberapa minggu pakai Mineral Botanica Acne Care, udah waktunya review nih. Walaupun saya masih gedeg karena 1 pesanan say...
-
Hi temans, Besok Gi, bocahku, libur jadi hari ini emak centil agak santai. Sambil nunggu jemuran kering supaya bisa langsung ...